Pages

Monday, January 11, 2016

Sang Juragan Teh



Judul : Sang Juragan Teh
Penulis : Hella S. Haasse
Penerjemah : Indira Ismail
Penerbit : Gramedia Pustaka Utama
Tahun Terbit : 2015
Jumlah Halaman : 440


Rudolf Kerkhoven meninggalkan Belanda menuju Hindia. Ia baru saja menamatkan pendidikan teknik di Delft. Hindia Belanda memberikan peluang dan harapan bagi Rudolf. Sanak saudara keluarga Kerkhoven memang banyak yang membuka perkebunan di Hindia. Ayah Rudolf membuka perkebunan di daerah Priangan yang bernama Anjarsari. Perkebunan Paman Eduard  terletak di daerah Parakan Salak. Sepupunya Karel Holle mempunyai perkebunan di daerah Waspada. Setibanya di Hindia, Rudolf mempelajari seluk beluk perkebunan teh dari Paman Eduard.

Sebagai anak laki-laki tertua Rudolf merasa kurang mendapat apresiasi dari ayahnya. Ayah Rudolf lebih mempercayai orang lain ketimbang meminta dirinya mengelola Perkebunan Anjarsari. Rudolf membuka sendiri perkebunan tehnya di daerah Gambung. Ia kesulitan mendapatkan modal awal untuk menggarap lahan yang besar. Rudolf mendapat pinjaman dari bank atas jaminan dari ayah dan kedua iparnya. Kepemilikan saham terbagi atas empat orang tetapi Rudolf  sekaligus bertanggung jawab sebagai administrator perkebunan. Rudolf mendapat gaji layaknya karyawan. Sementara ayah Rudolf, Henny, dan Van Saren hanya memberikan saran-saran dari jauh. 

Rudolf bekerja keras dengan mengembangkan metode yang dipelajarinya dahulu. Selain teh, ia juga menanam kopi dan kina. Hasil panen dilelang di Amsterdam. Rudolf menjalankan perkebunannya dengan perhitungan dan biaya hemat. Acara pergaulan sosial dengan orang Eropa lainnya tidak diikuti semata-mata demi menghemat pengeluarannya. Rudolf memiliki cara pendekatan tersendiri ke kalangan pribumi. Ia memperlakukan pekerjanya dengan baik sehingga masalah pekerja mangkir atau malas bekerja bisa diselesaikan tanpa huru hara. Ia tambah disegani setelah berhasil menembak macan yang masih suka berkeliaran di sekitar kampung. Sang juragan juga menghormati budaya dan keyakinan pekerjanya dengan tidak minum alkohol dan makan babi.

Dari sisi kehidupan pribadi, Rudolf tidak sama dengan lelaki eropa yang suka mengangkat gadis pribumi menjadi gundiknya. Rudolf menikahi Jenny yang masih keturunan Daendels. Jenny dibesarkan di kota Batavia. Mereka dikarunia empat anak laki-laki dan satu anak perempuan. Perkebunan Gambung yang cukup jauh dari kota tidak menjadi masalah bagi anak-anak mereka. Mereka bisa bermain di alam sepuas hati. Anak laki-laki yang sudah dewasa akan disekolahkan ke Belanda sementara anak perempuan  tetap di rumah dan mulai waktunya menghadiri pesta dansa. Jenny lama-lama jenuh dengan Gambung dan merasa terkungkung apalagi jika hujan terus menerus di Gambung. Di kemudian hari kejenuhan Jenny ini meledak dengan tragis.

Pertikaian keluarga terjadi setelah ayah Rudolf meninggal dunia. Setelah bekerja keras bertahun-tahun dan berhasil membawa perkebunan Gambung sukses, ia berniat membeli kepemilikan saham ayahnya. Niat Rudolf terhalang taksiran nilai Perkebunan Gambung oleh adik iparnya Henny ,yang menurut Rudolf nilainya terlalu tinggi. Rudolf tidak sanggup membayarnya. Uneg-uneg yang tersimpan selama Rudolf jatuh bangun mengelola Gambung mencuat ke luar. Rudolf mengalihkan perhatiannya ke lahan-lahan perkebunan baru yang akan diwariskan pada anak-anaknya.

Berbeda dengan novel Hella S. Haasse yang berjudul Oeroeg, Sang Juragan Teh tidak memiliki karakter pribumi yang menonjol. Rudolf merupakan contoh juragan yang adil dan berwibawa. juragan Rudolf seperti too good to be true. Ia mematahkan stigma negatif pada tuan-tuan Eropa yang seringkali bertindak semena-mena pada pekerjanya. Sang Juragan Teh diterbitkan pertama kali pada tahun 1992 dan baru diterjemahkan ke bahasa Inggris pada tahun 2010. Sang Juragan Teh merupakan karya ketiga Hella S. Haasse yang sudah diterjemahkan ke bahasa Indonesia setelah Oeroeg dan Mata Kunci. Saya berharap karya-karya Hella S. Haasse lainnya turut diterjemahkan. Sastra Hindia Belanda yang sudah diterjemahkan ke bahasa Indonesia terbilang langka dan susah didapat karena sebagian besar terbitan lama.


1 comment:

  1. mau tanya, ini novel fiksi atau kisah nyata ya?
    kakek saya (alm) bilang bahwa dia dari keluarga kerkhoven, tapi saya sama sekali gak tau akar keluarga , cuma denger cerita dia aja semasa hidup, tentang kebun teh, dan masih hubungan keluarga dengan boscha ,
    jujur saya belum beli bukunya dan ga nemu juga, sebelum beli mau tau aja apa ini fiksi atau kisah nyata, krn keluarga dari alm kakek sudah ga pernah ketemu lagi dan saya ingin sekali tau tentang asal keluarga saya. thanks .
    temmy - bandung

    ReplyDelete

Thank your for leaving comment. :)